MENGKIJING KUBURAN

Banyak yang ingin membangun permanen makam leluhur

Pertanyaan :

a.      Bagaimana hukumnya mengijing

makam di pemakaman umum…?

b.      Bagaimana pula hukumnya bila di pemakaman pribadi...?

Penanya : ali ja’far ( blooto )

Rumusan Jawaban :

a.    Haram mengkijing kuburan yang berada di kuburan umum kecuali makam nabi, auliya, Syuhada’ dan sholihin untuk menghidupkan ziyarah dan tabarruk.

b.    Makruh mengkijing kuburan yang berada di kuburun pribadi

Referensi :

1.    I’anatut Tholibin Juz 2 Hal 136

2.    Nihayatuz zein Hal 155.

 )وكره بناء له ) أي للقبر ( أو عليه ) لصحة النهي عنه بلا حاجة كخوف نبش أو حفر سبع أو هدم سيل ومحل كراهة البناء إذا كان بملكه فإن كان بناء نفس القبر بغير حاجة مما مر أو نحو قبة عليه بمسبلة وهي ما اعتاد أهل البلد الدفن فيها عرف أصلها ومسبلها أم لا أو موقوفة حرم وهدم وجوبا لأنه يتأبد بعد انمحاق الميت ففيه تضييق على المسلمين بما لا غرض فيه ) قوله: لصحة النهي عنه) أي عن البناء.وهو ما رواه مسلم، قال: نهى رسول الله (ص) أن يجصص القبر وأن يبنى عليه   زاد وأن يقعد عليه الترمذي: وأن يكتب عليه، وأن يوطأ عليه. وقال: حديث حسن صحيح.وقال البجيرمي: واستثنى بعضهم قبور الانبياء والشهداء والصالحين ونحوهم. برماوي.وعبارة الرحماني. نعم، قبور الصالحين يجوز بناؤها ولو بقية لاحياء الزيارة والتبرك.

(اعانة الطالبين جــــ 2 صـــــ 136)

Memang makruh hukumnya membangun kuburan dengan dicungkup, dibuat kubah dan semacamnya bila berada ditanah pribadi berdasarkan hadits nabi "Rosulullah melarang membatu kapur dan membangun kuburan" (HR Muslim). Kecuali bila ada kebutuhan karena kebiasaan digalinya kuburan disuatu tempat (baik oleh pencuri atau binatang buas), kebanjiran dll. Sedang pemugaran kuburan ditanah pekuburan umum haram hukumnya membangunnya.

Namun dalam kitab alBujairomi diterangkan "sebagian ulama mengecualikan juga pembangunan kuburan milik para nabi, syuhada, orang-orang shalih dan sejenisnya. Imam Barmawy menyatakan "Boleh membangun kuburan para shalihin meski dengan membuat kubah untuk menghidupkan ziarah dan mengambil berkah pada mereka. [ I’aanah at-Thoolibiin II/136 ].

ولو وجد بناء في أرض مسبلة ولم يعلم أصل وضعه هل هو بحق أو لا ترك لاحتمال أنه وضع بحق نعم لو كان البناء في المسبلة لخوف نبش سارق أو سبع أو تخرق سيل جاز ولا يهدم (نهاية الزين صــــــــ 155)

"Bila di ketemukan kuburan yang sudah dalam keadaan terpugar dipemakaman umum tidak diperkenankan merusaknya karena alasan pemugarannya kemungkinannya termasuk yang diperbolehkan seperti karena adanya unsur kekhawatiran dicurinya janazah/mayat, di bongkar binatang buas, kebanjiran dll". [ Nihaayah az-Zain I/155 ].

Catatan :  Pemugaran makam para shalihin di pemakaman umum menjadi perdebatan di kalangan ulama syafiiyyah, menurut al-Halaby membolehkannya sedang menurut as-Syaubary tidak memperkenankannya. Namun bila di ketemukan kuburan yang sudah dalam keadaan terpugar tidak diperkenankan merusaknya karena alasan pemugarannya kemungkinannya termasuk yang diperbolehkan seperti karena adanya unsur kekhawatiran dicurinya janazah/mayat, di bongkar binatang buas, kebanjiran dll. Wallaahu A'lamu Bis Showaab.